Kamis, 28 Februari 2013

KASIH IBU

Ibu. Tiga huruf  yang dirangkai menjadi sebuah kata mepunyai makna yang sangat penting bagi kehidupan anak manusia. Ibu yang mengandung selama Sembilan bulan, lalu  melahirkan  dengan susah payah, kemudian menyapihnya selama dua tahun.  Ketika anaknya  masih  kecil, siang dan malam bergadang untuk menjaganya  agar terhindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan. Sungguh besar

pengorbanan dan perjuangan  seorang ibu dalam membesarkan anaknya.  Beratnya perjuangan seorang ibu, dalam  masyarakat Aceh sering  terdengar senandung perumpamaan “Bak saboh jamok poma melelet, bak saboh pijet poma meujaga”. Maksudnya lebih kurang bahwa “seorang ibu demi anaknya yang masih kecil rela bergadang demi menjaga anaknya dari gigitan nyamuk ataupun kutu busuk. Ketika anaknya sakit, hatinya gundah dan gelisah seakan dialah yang sakit bukan anaknya. Masa-masa sulit dalam perkembangan  anak terus dilewati dengan sabar, walaupun kadang-kadang anaknya  tumbuh sangat hiper aktif dan selalu membuat galaw hati.  
Perjuangan berat yang dilalui oleh seorang ibu mendapat keistimewaan dari Allah swt, dalam sebuah hadis nabi bersabda: “seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?” Nabi saw menjawab, “ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, baru kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu” (HR. Mutafaq ‘Alaih).
Hadis di atas menjelaskan bahwa seorang ibu harus di utamakan dan diutamakan. Ketika dalam waktu bersamaan kedua orang tua  memanggil kita karena suatu hajat, maka panggilan ibu harus dipenuhi terlebih dahulu baru kemudian memenuhi panggilan Bapak. Ibu, ibu dan ibu  baru kemudian bapak.
Kasih sayang seorang ibu yang diberikan tidak  pernah mengharapkan balasan dari anaknya, berapapun  usia kita hari ini pasti pernah merasakan bagaimana tulusnya pemberian yang diberikan. Permintaan, keinginan kita sebagai anaknya dengan segala kesukaran berusaha disanggupi  Dia rela menderita demi kebahagiaan anaknya. Kadang harus menahan lapar agar anaknya bisa kenyang, menahan malu untuk kenyamanan anaknya, tahan terhadap dinginnya malam dan panasnya terik matahari bergadang siang malam berkerja tak pernah sedikitpun mengeluh apalagi minta balasan dari anaknya. Air mata dan doa selalu mewarnai hari – hari yang terlewati dalam membesarkan anak tercinta.
Kasih ibu tak terbatas, mengandung, melahirkan, mendidik  dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. Ibu dengan segala keterbatasannya berusaha memberikan yang terbaik kepada anaknya.  Kasih ibu tak mungkin bisa  dibalas.  Sebagai anak harus berusaha berbakti kepadanya. Jika dia masih ada (hidup) berikan yang terbaik untuk membuat hatinya selalu bahagia dan bangga. Kehadiran kita sebagai anaknya harus selalu menjadi pelipur lara dalam suka duka, bukan menjadi menjadi malapetaka  dalam kehidupan mareka.  
Apabila dia sudah mendahului menghadap Ilahi, berbakti kepada orang tua terutama ibu adalah dengan cara  berdo’a dan menziahi kuburnya. Tetaplah menajdi anak terbaik walau ibu kita tidak bisa melihatnya lagi. Anak dengan orang tuanya tidak akan terputus hubungan walaupun alam yang berbeda telah memisahkan. Doa anak akan selalu menjadi amalan yang ditunggu oleh orang tua di alam kubur.  Rabbigh  firlii  waliwaa  lidayyaa  warhamhumaa kamaa rabbayanii shaghira.
Perempuan yang telah melahirkan kita  tetaplah menjadi ibu, apapun kedudukan dan status yang kita pegang hari ini. Jangan pernah mengecilkan peran ibu.  Pejabat, pedagang, penulis, dokter, insiyur, buruh kasar, sopir dan status bergengsi lainnya dalam msayarakat jangan pernah melupakan ibu kita. Ketika sudah menjadi pejabat atau orang penting dalam masyarakat jangan pernah terbetik dalam hati merasa malu karena mempunyai seorang ibu yang tidak modern ataupun tinggal di kampung. Yang lebih mengeyedihkan lagi nasib seorang ibu yang sudah tua karena anaknya terlalu sibuk dengan dunianya rela menitipkan  ibunya ke panti jumbo dengan alasan tak sempat mengurusnya. Ada juga yang menjadikan ibunya sebagai pembantu. Sebagian dari kita karena merasa  sedikit kekurangan dari segi harta dibiarkan ibunya yang sudah tua renta mencari nafkah sendiri. Lain halnya jika orang tua merasa bahagia dengan terus bekerja walau sudah tua. Sebagai anak haruslah memberikan yang terbaik untuk ibu kita. Cukuplah satu orang yang menjadi Maling kundang dalam kehidupan ini,  jangan jadikan diri kita sebagai maling-maling  selanjutnya karena durhaka kepada ibu. Na’uzubillah
Banda Aceh: Tuk mamak tercinta kasihmu tiada terbalas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka komentar dengan bahasa yang santun