Kerja kantoran atau di lembaga pendidikan sering
membuat seseorang tertekan dengan banyaknya kerjaan atau tuntutan tugas yang menumpuk. Setiap hari terus berhadapan
dengan tuntutan dari atasan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada public. Dalam kondisi seperti ini semua orang
membutuhkan penyegaran dan bercanda. Canda tawa adalah obat penghilang stress
dan hidup ini akan terasa menyenangkan apabila ada canda tawa.
Bercanda dalam kehidupan sehari-hari sering kita
jumpai dalam berbagai suasana. Bahkan beberapa stasiun TV swasta membuat acara khusus yang berisi candaan untuk menghibur pemirsa
agar ketawa. Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin bagi umat manusia juga
menganjurkan untuk bercanda.
Tentunya
harus diperhatikan bahwa dalam bersenda gurau dengan kawan atau orang lain
tidak menyakiti seseorang. Karena kadang kadang dalam canda sudah kelawatan
batas sehingga ada hati yang tersakiti. Rasulullah saw sebagai teladan bagi
kita sebagai manusia biasa, Beliau sering
mengajak istri, dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau, untuk
mengambil hati, dan membuat mereka gembira. Namun canda tidak berlebih-lebihan,
tetap ada batasannya. Tertawa juga tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum.
Begitu pula, meski dalam keadaan bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang
benar.
CANDA
YANG DIBOLEHKAN
Jika kita ingin melakukannya, maka harus memperhatikan beberapa hal yang penting dalam bercanda sehingga candaan tidak menyebabkan ada hati yang tersakiti. Diantara canda yang dibolehkan adalah:
Jika kita ingin melakukannya, maka harus memperhatikan beberapa hal yang penting dalam bercanda sehingga candaan tidak menyebabkan ada hati yang tersakiti. Diantara canda yang dibolehkan adalah:
1. Meluruskan Tujuan yaitu bercanda
untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana
dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa memperoleh gairah baru dalam
melakukan hal-hal yang bermanfaat.
2. Jangan melewati batas.
Sebagian orang sering kebablasan dalam bercanda hingga melanggar norma-norma. Dia mempunyai maksud buruk dalam bercanda, sehingga bisa menjatuhkan wibawa dan martabatnya di hadapan manusia. Orang-orang akan memandangnya rendah, karena ia telah menjatuhkan martabatnya sendiri dan tidak menjaga wibawanya. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa seseorang.
Sebagian orang sering kebablasan dalam bercanda hingga melanggar norma-norma. Dia mempunyai maksud buruk dalam bercanda, sehingga bisa menjatuhkan wibawa dan martabatnya di hadapan manusia. Orang-orang akan memandangnya rendah, karena ia telah menjatuhkan martabatnya sendiri dan tidak menjaga wibawanya. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa seseorang.
3. Jangan bercanda dengan orang yang
tidak suka bercanda.
Terkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda.
Terkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda orang tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda.
4. Jangan bercanda dalam
perkara-perkara yang serius.
Ada beberapa kondisi yang tidak sepatutnya bagi kita untuk bercanda. Misalnya dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim, ketika memberikan persaksian, dan lain sebagainya.
Ada beberapa kondisi yang tidak sepatutnya bagi kita untuk bercanda. Misalnya dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim, ketika memberikan persaksian, dan lain sebagainya.
5. Hindari perkara-perkara yang
dilarang allah subhanahu wa ta'ala saat bercanda.
Tidak boleh bercanda atau bersenda gurau dalam perkara yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, di antaranya sebagai berikut. Seperti, menakut-nakuti seseorang dalam bercanda, berdusta, melecehkan orang dan canda yang berisi fitnah terhadap orang lain.
Tidak boleh bercanda atau bersenda gurau dalam perkara yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, di antaranya sebagai berikut. Seperti, menakut-nakuti seseorang dalam bercanda, berdusta, melecehkan orang dan canda yang berisi fitnah terhadap orang lain.
6. Hindari bercanda dengan aksi dan
kata-kata yang buruk.
Banyak orang yang tidak menyukai bercanda seperti ini. Dan seringkali berkembang menjadi pertengkaran dan perkelahian. Sering kita dengar kasus perkelahian yang terjadi berawal dari canda. Maka tidak sepatutnya bercanda dengan aksi kecuali dengan orang yang sudah terbiasa dan bisa menerima hal itu. Sebagaimana para sahabat saling melempar kulit semangka setelah memakannya.
Adapun bercanda dengan kata-kata yang buruk tidak dibolehkan sama sekali. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (Qs. al-Isrâ`:53).
Banyak orang yang tidak menyukai bercanda seperti ini. Dan seringkali berkembang menjadi pertengkaran dan perkelahian. Sering kita dengar kasus perkelahian yang terjadi berawal dari canda. Maka tidak sepatutnya bercanda dengan aksi kecuali dengan orang yang sudah terbiasa dan bisa menerima hal itu. Sebagaimana para sahabat saling melempar kulit semangka setelah memakannya.
Adapun bercanda dengan kata-kata yang buruk tidak dibolehkan sama sekali. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (Qs. al-Isrâ`:53).
7. Tidak banyak tertawa.
Banyak orang yang tertawa berlebihlebihan sampai terpingkal-pingkal ketika bercanda. Ini bertentangan dengan sunnah. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa, beliau bersabda :“Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.”
Banyak orang yang tertawa berlebihlebihan sampai terpingkal-pingkal ketika bercanda. Ini bertentangan dengan sunnah. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa, beliau bersabda :“Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.”
8. Bercanda dengan orang-orang yang
membutuhkannya.
Seperti dengan kaum wanita dan anakanak. Itulah yang dilakukan oleh Nabi saw, yaitu sebagaimana yang beliau lakukan terhadap ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha dan al Hasan bin Ali, serta seorang anak kecil bernama Abu ‘Umair.
Seperti dengan kaum wanita dan anakanak. Itulah yang dilakukan oleh Nabi saw, yaitu sebagaimana yang beliau lakukan terhadap ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha dan al Hasan bin Ali, serta seorang anak kecil bernama Abu ‘Umair.
9. Jangan melecehkan syiar-syiar agama
dalam bercanda.
Umpamanya celotehan dan guyonan para
pelawak yang mempermainkan simbol-simbol agama, ayat-ayat al-Qur‘an dan syiar syiarnya,
Sungguh perbuatan itu bisa menjatuhkan
pelakunya dalam kemunafikan dan kekufuran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“ orang-orang yang munafik itu takut akan
diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam
hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu
(terhadap Allah dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa
yang kamu takuti itu. # Dan jika kamu
tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka
akan manjawab, "Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya
kamu selalu berolok-olok? (Qs. at-Taubah: 64-65)
(disarikan dari: Ustadz Abu Ihsan al-Atsari).
(disarikan dari: Ustadz Abu Ihsan al-Atsari).
Demikian beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam candaan dengan kawan atau saudara.
Tujuan utama bercanda adalah menciptakan suasana menyenangkan dalam
keseharian. Jika candaan sudah melewati batas akan menimbulkan sakit hati orang
lain, bahkan bisa menimbulkan permusuhan baru di antara sesama. Hal tersebut
harus dihindari karena agama Islam
sangat melarang bercanda secara berlebihan hingga menimbulkan permusuhan antara
sesama. Mari selalu bercanda dengan kata-kata yang bermamfaat dan menyenangkan,
hingga hidup terasa lebih menyenangkan
dan menjadi pribadi yang lebih
disenangi oleh kawan dan segani oleh lawan. Semoga !!!!!
setiingan fontnya perlu dilihat sebelum di publish
BalasHapus