Semalam seorang ustaz yang
berceramah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh menceritakan sebuah kisah yang
sangat ironis ditengah mayoritas kehidupan masyarakat Islami. Di mana ada seorang yang mengaku beragama Islam datang kepada
teungku imum mengadukan kepadanya bahwa
selama ini merasa terganggu dengan suara azan
dan halaqah yang di Masjid tempat tinggalnya yang mengaku sangat terganggu karena
menggunakan pengeras suara. Sehingga berencana
menggugat pengurus masjid dilingkungan tempat tinggalnya karena telah
mengganggu kenyamannya.
Tentunya sangat naïf jika melihat polah tingkah laku seorang anak
manusia hari ini yang mengaku beragama Islam tapi tak bisa mendengar Azan atau
mendengar siraman rohani. Tentunya akan
timbul pertanyaan dalam benak kita, apakah orang ini tidak pernah di azankan
ketika lahir, sehingga agak takut mendengar suara azan atau sengaja
mengaku-ngaku beragama Islam.
Sebenarnya ini bukan cerita baru
karena jauh sebelumnya, di lingkungan penulis juga pernah terjadi hal yang
sama. Ketika bulan Ramadhan warga sering mengadakan tadarusan sampe jam 24.00.
kegiatan ini pernah ada warga yang memprotes
dengan alasan suara ngaji tersebut membuat istirahatnya terganggu, warga
ini menganjurkan ngaji di masjid tidak perlu pake pengeras suara. Cukup terdengar
dalam masjid saja. Sungguh tanggapan yang sangat membingungkan.
Suara azan dan suara ngaji yang
menyejukkan kalbu menjadi pengobat lara. Makhluk Allah semuanya bertasbis
mendengar azan, tapi kenapa masih ada manusia yang masih congkak. Hanya senang
mendengar nyanyian dangdut yang memekakkan dana. Suara hingar bingar yang
membuat jantung terasa copot.
Dunia mau kiamat, cukup banyak
sudah tanda tanda kecil akan datangnya kiamat…semoga kita menjadi pribadi yang selalu mencintai kebaikan dan benci akan
maksiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahka komentar dengan bahasa yang santun