Sabtu, 23 Februari 2013

Demoralisasi Remaja

Merebaknya kasus prostitusi di Bireuen beberapa minggu yang lalu telah menghebohkan masyarakat Aceh. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibat remaja perempuan usia sekolah dan lokasi keadiannya juga di bumi serambi Makkah Aceh tercinta. Kejadian tersebut hendaknya menjadi pelajaran kepada kita untuk mendidik dan menjaga generasi muda agar tidak terpengaruh dengan kemungkaran. Perkembangan zaman globalisasi banyak membawa pengaruh negative bagi kehidupan masyarakat terutama kaum remaja. Pengaruh negative disebabkan oleh faktor ekternal dan internal dalam diri seseorang. Faktor internal berupa kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berbuat baik atau menyalahi aturan Allah. Ketika aqidah seorang mantap tentunya tidak akan mudah terpengaruh pada hal yang tidak baik tapi sebaliknya bila keimanannya tipis, kehidupannya akan berjalan tanpa aturan halal haram. Sedangkan faktor external adalah faktor berpengaruh yang terdapat diluar anggota tubuh seseorang atau berasal dari lingkungan sekitar, bisa melalui pergaulan. Banyak kasus kejahatan dipicu oleh pengaruh seorang teman. Kasus tawuran antar pelajar sebagai contoh kejahatan yang dilakukan oleh pelajar karena ikut-ikutan kawan, kalau tidak ikut membela kawan berkelahi dianggap tidak solidaritas atau adanya perasaan takut tidak adanya yang berkawan dengan dia karena tidak mau terlibat dengan teman sebaya yang suka melakukan hal-hal gila. Sebagai orang tua atau pihak yang bertanggung jawab terhadap generasi muda penerus bangsa dan agama, patut kiranya memerhatikan beberapa hal sebagai penyelamat mareka dunia akhirat, antara lain; pertama, membekali generasi muda dengan pendidikan agama. Iman menjadi fondasi dasar bagi seseorang dalam menjalani ganasnya kehidupan dunia. Jika imannya sudah mantap, hidupnya akan terarah kepada perbuatan baik dan tidak akan mudah terpengaruh godaan untuk berbuat mungkar. Inilah yang menjadi factor internal bagi seseorang dalam mengendalikan nafsu duniawi. Tanggung jawab pertama dalam menanamkan keimanan adalah orang tua. Anak lahir dalam keadaan putih bersih, kemudian orang tua sebagai pihak pertama yang membimbing dan membina seorang anak menjadi manusia ihsan. Rasulullah saw bersabda “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai Yahudi Nasrani dan Majusi” (HR. Bukhari) . Selanjutnya tanggung jawab membina dan mendidik generasi muda berpindah ke lembaga pendidikan formal. Disinilah guru berperan sebagai tokoh utama dalam membentuk pribadi seorang anak menjadi ummatan wasatan. Kedua, perhatian dan kasih sayang orang tua. Anak sebagai pribadi yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang keluarga terutama orang tua. Apalagi seorang anak dalam usia pertumbuhan butuh belaian dan pelukan. Ketika anak terluka dan bermasalah dengan teman sebayanya di sekolah, dia butuh tempat mengadu serta berkeluh kesah. Adakalanya anak tidak pernah terbuka dengan orang tua karena dilatar belakangi oleh orang tua yang jarang menanggapi dengan serius setiap anak menceritakan persoalan yang dihadapinya. Kadang seorang anak lebih terbuka kepada kawan sebaya dan gurunya dalam setiap persoalan yang dihadapi. Sehingga tidak mengherankan seorang anak akan melarikan diri pada hal hal yang tidak baik karena tidak mendapatkan perhatian dari keluarga. Banyak kasus demoralisasi yang terjadi dalam masyarakat dilakukan oleh anak-anak yang kurang perhatian dari keluarga. Anak dari orang tua broken home, anak dari orang tua sibuk berkerja dan orang tua yang terlalu mengekang anaknya. Ketiga, berdoa kepada Allahg swt. Setelah memberikan yang terbaik kepada anak-anak tercinta, tentunya jangan pernah lupa berdoa kepada yang Maha Kuasa agar diberikan yang terbaik di dunia dan akhirat. Sebagai orang tua atau guru tentunya tak sanggup mengawal anak setiap detiknya. Banyak celah seorang akan terpengaruh kepada hal yang tidak baik. Orang tua juga manusia dengan berbagai kelemahan, karenanya setiap waktu untu selalu berdoa kepada Allah swt untuk memberikan yang terbaik kepada generasi muda dan terhindar dari segala tindakan yang mendekati kepada kemungkaran. Tidak ada kata terlambat untuk berbuat. Semua kita bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak bangsa. Semoga generasi Aceh terhindar dari demoralisasi yang menghancurkan bangsa dan agama. Amin ya Rabb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka komentar dengan bahasa yang santun