Kamis, 30 Mei 2013

WAJAH YANG DI DEWAKAN





Rupa atau wajah menjadi salah satu ciri seseorang. Baik untuk mengenal atau membedakan satu orang dengan orang lain. Inilah  fungsi  utama wajah. Ada orang yang  mempunyai wajah yang lonjong dengan alis tipis, hidung mancung. Sedangkan yang lain mempunyai bentuk wajah yang lain lagi. Jika kita
perhatikan setiap orang mempunyai wajah atau bentuk wajah yang berbeda. Walaupun dua orang yang lahir kembar sekalipun akan tetap mempunyai satu titik perbedaan .
 Sedang bentuk rupa dan kecantikan menjadi pembeda antara satu orang dengan orang lain dalam kehidupan. Suatu kekeliruan yang terjadi sekarang adalah wajah cantik dan rupawan menjadi pujaan dan idola bagi setiap orang.
Bukan rahasia lagi dalam kehidupan masyarakat kita  bahwa wajah yang menarik sepertinya menjadi syarat menuju sebuah kesuksesan. Mengapa penulis katakana demikian? Cobalah kita buka beberapa surat kabar yang menyediakan  lowongan kerja, kita akan menemukan setiap lowongan pekerjaan yang di butuhkan akan  menempatkan wajah yang cantik sebagai syarat utama. Dalam bahasa halusnya sering di tulis “berpenampilan menarik”. Sedangkan kepandaian atau skill dijadikan sebagai prioritas kedua. Apalagi dalam mengisi lowongan sebagai sales atau marketing barang. Sepertinya wajah manis mempunyai nilai plus untuk membuat laris suatu barang. Ironis memang.
Dari kenyataan tersebut banyak perempuan yang menggunakan kecantikannya untuk meraih kesuksesan secara instans dengan hanya bermodalkan rupa yang menarik. Skiil kurang dengan kemampuan di bawah standar nekad bergabung dengan suatu pekerjaan yang hanya bermodalkan kemolekan tubuh. Model seperti ini tidak akan lama bertahan. Seleksi alam akan menentukan siapa yang pantas dan bertahan lama. Hal-hal seperti ini sering terjadi di dunia peran yang mengandalkan fisik, sedang kemampuan otak nol persen. Kemudian namanya terdongkrak dengan kecantikan atau ketampanan dan keberaniarnya dalam memamerkan kemolekan tubuhnya. Dalam beberapa kurun waktu nama-nama seperti ini akan tenggelam dengan  sendirinya bersamaan dengan munculnnya wajah-wajah baru yang masih fress. Lain halnya bagi mareka yang mengandalkan kemampuan otaknya dalam setiap usaha akan bertahan sampai mati.
Diskriminasi antara wajah cantik dan wajah jelek  sepertinya sudah menjadi hukum alam. Seorang bos ketika memilih seorang karyawan barunya di antara dua orang wanita yang melamar, yang satu memiliki wajah cantik dan yang satu memiliki wajah jelek dengan kemampuan otak yang sama, dengan senang hati sang bos akan memilih si cantik rupa.
Konon juga dalam pemilihan kontes ratu dunia yang gemerlap itu, syarat yang di utamakan adalah 3B: brain, beauty dan behavior.  Dari tiga syarat ini yang lebih  menonjol adalah beauty, para dewan juri entah dengan maksud dan tujuan apa jika kecantikan sudah menonjol yang lain bisa belakang. Dalam melihat kecantikannya para ratu ada seleksi dengan memakai pakaian renang. Jika dirunut secara jeli seperti tak nyambung. Pernah terjadi dalam suatu acara yang melibatkan sang ratu yang terpilih. Pembawa acara entah sengaja atau hanya kebetulan belaka menanyakan tentang masalah yang sedang marak terjadi di lingkungan kita, jawabannya begitu memalukan karena tidak nyambung.
Fenomena memamerkan wanita cantik sepertinya sudah lumrah. Wanita juga tanpa sedikitpun merasa privasinya terganggu. Bahkan dengan senang hati menyerahkan diri untuk bergabung dengan suatu agency yang dapat mengorbitkan mareka pada  model seperti ini. Adakalanya karena banyaknya wanita yang mau melakukan hal-hal di luar kewajaran, banyak perusahan yang memamfaatkan mareka untuk melariskan  barang. Baik dalam mengiklankan barang atau menjualnya lansung. Adakalanya iklan terkesan tidak nyambung dengan kehadiran wanita. Iklan ban mobil menjadi contoh, yang ditawarkan ban mobil tapi yang lebih norak penampilannnya kehadiran perempuan seksi dalam iklan tersebut.  Kalau kita melihat iklan, kadang-kadang timbul pertanyaan dalam benak, ini yang di pamerkan barang atau perempuannya sih..
Menghadapi kenyataan demikian banyak perempuan yang mempermak mukanya dengan berbagai bahan kecantikan yang di tawarkan oleh iklan-iklan untuk bisa tampil cantik dan menarik. Keluar masuk salon dengan mengguras isi kantong hanya sekedar untuk tampil menarik. Kesempatan ini juga tak disia-siakan oleh produser untuk memasarkan barangnya dengan iklan yang berlebihan. Sungguh disayangkan kadang-kadang iklan yang ditawarkan  tidak sesuai dengan kulit kita, sehingga keinginan untuk tampil menarik dengan memakai produk tertentu tidak berhasil. Bahkan tak sedikit yang mengalami kelainan pada kulitnya. Kadang ada perempuan yang rela mengeluarkan kocek ratusan juta untuk merubah hidung yang pesek menjadi mancung, bibir yang tebal menjadi sensual, mata yang bengkak menjadi sayu, alis lebar menjadi indah bak semut yang beriris, dan dagu yang lonjong di jadikan lancip. Tak heran bila yang terjadi kemudian adalah tubuh yang mengalami kontradiksi karena banyaknya zat kimia yang terkandung dalamnya, pada akhirnya harus masuk rumah sakit bahkan ada yang meninggal, nauzubillah.
Kelatahan orang-orang yang punya tujuan tertentu dalam memilih kecantikan sebagai syarat utama, hal ini juga terbawa kepada kita untuk ikut-ikutan sehingga  tanpa menyadarinya telah melakukan hal yang sama dalam memilih pembantu, tukang ojek, sopir taksi, dokter, walikota, presiden harus orang yang punya rupa bukannya punya kemampuan   Walaupun demikian kita tidak dapat menyalahkan seratus persen kebijakan mareka. Karena manusia pada dasarnya diciptakan dengan naluri kesenangan kepada hal-hal yang cantik dan menarik. Menyukai hal-hal yang indah.
Namun demikian, sebagai manusia kita harus bertafakkur bahwa kecantikan  itu sifatnya relatif. Perjalanan waktu akan membuat kulit mulus menjadi keriput, rambut yang hitam mengkilat kini mulai memutih, tubuh yang gagah menjadi menjadi sakit-sakit. Mata begitu tajam pelan-pelan menjadi rabun.  Keangkuhan hanyalah bukti dari kebinasaan. Seindah apapun wajah yang di miliki suatu saat akan berkerut, sebanyak apapun harta yang di punyai suatu saat takkan berguna. Setinggi apapun jabatan  dan pangkat yang di sandang satu hari nanti pasti akan berakhir dengan pensiun. Bila kita lahir  berbungkus ari-ari lalu berbungkus baju, satu hari  dan terbungkus kain kafan. Tidakkah kita merenungkannya? (kutipan bait nasyid tersebut menjadi iktibar)
Kecantikan yang abadi adalah kecantikan yang di pancarkan  dari alam, aura kecantikan. Hal tersebut akan abadi selamanya. Para suami yang lebih memilih seorang wanita karena memandang kecantikan tanpa melihat sisi yang lain sering kali memicu kepada penceraian. Begitu juga wanita yang lebih memilih pasangannya yang mempunyai tampang menarik dan dompet tebal akan mengalami hal yang sama. Walaupun agama menganjurkan hal yang utama dalam memilih pasangan hidup adalah kecantikan, disamping melihat hal-hal lain yang akan menunjang kecantikan tersebut. Kita sering melihat pilihan kecantikan mengalahkan   hal-hal penting lainnya, seperti akhlak, agama ataupun keturunan.
Jika manusia telah mendewakan wajahnya sebagai sembahan baru, maka tunggulah suatu kehancuran yang akan mengahampiri kehidupan ini. Cukup banyak contoh yang sudah terjadi. Jangan berusaha lagi untuk menambah jumlah korban. Hanya Allah yang maha tahu. Wallahua’lambissawab

Sudah dimuat di gema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka komentar dengan bahasa yang santun