BYE>>>BYE….NyonTeK
Menjelang ujian akhir nasional, banyak diataranya merasa
resah, gelisah dan galaw. Wajar mungkin perasaan ini muncul bagi setiap orang
yang berstatus pelajar tinggkat atas karena UN merupakan perjuangan mencapai puncak sebagai siswa yang
memakai seragam putih abu abu. Mungkin kalaw mahasiswa beban yang paling berat
adalah ketika menyusun skripsi.
Nah, ada juga penyakit paling parah yang dilakukan oleh
seorang pelajar adalah kebiasaan ‘menyontek’, baik dilakukan melalui kebetan
yang dibuat kecil-kecilan maupun ngelirik
temannya setiap kali ulangan.
Mungkin hari ini menyonteknya lebih keren sesuai dengan
perkembangan zaman teknologi. Menyontek tidak perlu lagi menulis konsep atau
melirik kawan samping tapi cukup membagikan no hp atau pin, waktu ujian duduk
tenang menunggu sms dari kawan atau bbm.
Penyakit ini sangat merugikan, karena dengan mencontek akan mendapatkan nilai bagus
yang tertera di sertifikat kelulusan. Masalahnya akan timbul ketika masuk ujian
SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) karena tidak yakin akan mampu menjawab
soal soal di ujian tersebut. Keinginan menggebu untuk masuk PTN unggulan tidak
tergapai, mungkin hanya mampu bersaing untuk masuk kuliah yang memiliki kampus
“ditoko” alias swasta tak berkualitas.
Banyak contoh yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
seseorang yang malas belajar dan hanya mengandalkan usaha contekan akan
berakhir ketempat yang tidak memuaskan.
Orang yang suka mencontek adalah orang tidak percaya pada
kemampuan sendiri, sehingga dia mencari sandaran agar keinginannya mencapai nilai bagus
terpenuhi. Ironisnya, adakalanya isian yang dibuat sendiri sudah sesuai dengan
pertanyaan tapi dihapus karena melihat punya kawan tidak sesuai dengannya.
Pada dasarnya situkang contek merupakan pribadi yang sedang
mengidap penyakit hati. Tidak percaya diri dan tidak mau berusaha dengan jalan
lebih keras. Imam al-Ghazali menegaskan bahwa orang demikian mengidap penyakit
hati yang berupa:
- Nyontek merupakan perbuatan yang jelas-jelas mengiring pelakuya mengkhiati diri sendiri, guru, orang tua dan masyarakat. Belajar dengan jujur itu amanah (kepercayaan) yang tidak boleh dikhiati oleh siapapun. Dalam Islam, amanah tidak semata-mata menjadi pesan moral keagamaan. Dalam amanah terkandung ukuran nilai baik dan buruk. Penegasan tentang keharusan menjaga, memelihara dan menegakkan amanah dijelaskan dalam al-Qur’an: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Annisa:58).
Sedangkan
larangan untuk tidak mengkhiati disinggung oleh Allah: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Anfaal: 27)
- Menyontek mengajarkan sikap pengecut bagi pelakunya, tidak berani melakukan sesuatu dengan tangan kosong. Penyontek adalah pecundang yang suatu saat nanti akan hancur dengan sendirinya tanpa perlu dilawan.
- Nyontek akan menghilangkan berkah Allah. Hilangnya berkah dari Allah akan berakibat lansung pada kehidupan seseorang dimasa depan.
Karena itu sebaiknya menjauhi nyontek agar hidup tenang dan mendapatkan kesuksesan sejati serta
keberkahan dari Allah. Maka ikrarkan dengan suara lantang “ selamat tinggal, Nyontek..Bye..bYe..ByE…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahka komentar dengan bahasa yang santun