UJIAN HIDUP
Hidup ini tak selamanya sesuai dengan keinginan kita. Sedih,
senang, susah, gembira atau ketawa, air mata dan gundah gulana selalu menjadi
romantika kehidupan. Walaupun pada dasarnya setiap manusia selalu
berharap dalam hidup
bergelimang dengan kebahagiaan. Pepatah tradisional menyebutkan ‘enaknya hidup
bahagia dan mati masuk syurga’.
Dalam kehidupan ini tentunya tidak selalu merasakan yang
namanya kebahagiaan. Allah mengujikan hamba-hambanya siapa saja yang
dikehendaki dengan berbagai kesusahan. Ujian Allah kepada setiap manusia tidak
melampaui kesanggupannya dalam menanggung beban tersebut. Hal ini sangat jelas
termaktub dalam Al-Qur’an “Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami
lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami
memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Qs.
Albaqarah: 286).
Ketika Allah menguji
manusia dengan suatu cobaan, disinilah proses yang diberikan kepada kita oleh
Allah agar menjadi pribadi-pribadi tangguh dengan selalu mendekatkan diri
pada-Nya. Sekarang kembali kepada setiap pribadi, apakah ujian yang terjadi
menjadi beban untuk berkeluh kesah seakan akan kitalah manusia
yang paling menderita? Mungkin ada sebagian diantara kita yang menanggapinya
dengan penderitaan yang berlebihan, dan sebagian lagi bersabar terhadap hal
yang dihadapi. Orang sabar adalah orang yang beruntung. Allah berfirman dalam
surat Ali Imran ayat 200 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah
kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
Sangat jelas bahwa
kesabaran akan menjadi orang yang beruntung dunia akhirat, tapi sebaliknya keputusasaan akan menyebabkan
kita rugi dan menjadi orang celaka. Allah berfirman dalam surat Azzumar ayat
53 yang artinya Katakanlah: "Hai
hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Orang yang putus asa
seringkali bertindak diluar pikiran
logis. Bahkan tidak berpikir matang sebelum bertindak. Akhirnya menjadi binasa
karena tindakan sendiri. Hal ini tentunya sangat tidak baik dan sangat
merugikan. Tidak berlebihan seandainya melihat suatu persoalan yang terjadi
dengan hati lapang sehingga akan memberikan suatu pencerahan untuk mengatasi
persoalan yang terjadi.
Manusia-manusia sukses
adalah manusia yang mendapat ujian dari Allah kemudian mampu melewatinya
dengan
kesabaran. Diuji dan diuji dengan berbagai persoalan hidup. ‘Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi?. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.’
Jadi cobalah berpikiran
lapang ketika terjadi suatu musibaha atau persoalan yang menimpa dalam hidup
ini, sehingga akan menjadi orang sukses dunia akhirat. Kembalilah kepada
tumtunan al-Qur’an dan hadis untuk keselamatan dunia akhirat, karena segala persoalan hidup penyelesaiannya
termaktum dalam al-Qur’an. Saat al-Qur’an bukannya hanya menjadi hiasan lemari
kaca atau hanya menjadi daya tarik pada musabaqah tilawatil Qur;an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahka komentar dengan bahasa yang santun