Rabu, 06 Maret 2013

POTENSI ANAK

Anak dilahirkan ke dunia ini dengan berbagai keunikan tersendiri. Punya potensi terpendam yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Sebagai orang tua tidak boleh memaksa kehendak untuk menjadikan anak seperti kemauannya.  Jika kehendak dipaksakan, bakat dan kreativitas anak akan musnah dengan sendirinya.

Seringkali orang tua berpandangan sempit. Kesuksesan anaknya di lihat dari perolehan angka-angka tinggi dalam bidang matematika, fisika, kimia atau ilmu pasti lainnya. Sedangkan anak yang kurang berbakat dibidang sains di anggap tidak punya masa depan yang cerah. Jika pemahaman ini masih bercokol dalam benak  orang tua akan munculnya generasi-generasi tidak berpotensi.
Anak tidak perlu dipaksakan harus menjadi sesuai dengan keinginan orang tua. Kewajiban orang tua mengenalkan pendidikan dasar yang kuat berupa ilmu agama, kemudian berikan perhatian dan kasih sayang. Biarkan anak memilih jalannya sendiri, selama jalan tersebut tidak bertentangan dengan aturan Allah.  Ya is ok. No pbolem.
Penulis terkenang sebuah film India lama yang diperankan oleh Amir Khan. Dalam film tersebut dikisahkan  tentang tiga orang idiot, yaitu Amir Khan dan kedua kawannya. Tingkah polah mareka sangat konyol. Dua orang kawan Amir merupakan anak yang menjadi korban melaksanakan keinginan orang tua mareka untuk menjadi insyiur. Sedangkan mareka mempunyai cita-cita yang berbeda dengan keinginan orang tua. Karena di anak takut kepada orang tuanya, maka dengan penuh tekanan batin dan sangat terpaksa menjalani hidup untuk membahagiakan orang tuanya. Pada akhirnya keinginan orang tua tidak tercapai, dengan berbagai persoalan yang timbul menghancurkan impian orang tua.
Walaupun hanya sebuah cerita film, tetapi ini menjadi sebuah renungan bagi kita orang tua atau seorang pendidik. Anak tidak boleh dipaksakan untuk menjadi seperti kita. Harus selalu mendapatkan nilai tinggi dalam pelajaran atau harus selalu mendapat rangkit agar mendapat pujian dari kita.

Banyak orang terkenal di dunia bahkan sangat terbelakang dalam bidang ilmu. Tersebutlah Albert Eisten yang membuat dunia terkejut  dengan teori relavitisnya, Leonardo Da Vinci pelukis terkenal menjadi orang  susah payah dalam membaca menulis, dan juga ada yang mengatakan penemu listrik Thomas Alfa Edison juga susah payah dalam membaca dan menulis.
Ini membuktikan bahwa ketika bakat dan kemampuan seseorang dipupuk dan dikembangkan akan menjadi sesuatu yang sangat bernilai.  Hidup ini  berwarna warna. Yakinlah bahwa tidak mungkin semua orang harus panai dalam satu bidang yang sama. Tak mungkin dokter semua. Baru dikatakan dokter jika ada pasien. Makanya ada teknisi, juru rawat, arsitek, teknorat, dai, pengajar, peneliti, penulis, pengemis, peragwati, penjahit, juru foto dan lain sebagainya. Setiap orang memiliki hal yang berbeda antara satu dengan lainnya. 
Sebagai orang tua, tentunya bisa melihat kearah mana anaknya lebih condong menyukai. Jangan terus merecoki anaknya pada yang sesuatu menjadi beban.  Ketika anak melakukan sesuatu hal yang baik, berikan apresiasi walaupun berbeda dengan keinginan kita sehingga si anak akan senang dan bahagia dalam menjalani hidup.
Begitu juga halnya dengan seorang guru, jangan  terlalu memaksa anak semuanya harus dalam satu pelajaran. Kadang anak lebih cenderung kedunia seni atau olahraga. Beri bimbingan dan arahan hingga menjadi yang terbaik. Cukup sudah generasi bangsa menjadi korban keinginan orang  untuk membuat sebagaimana keinginannya. Saatnya seorang anak menjadi yang terbaik dengan hati yang bahagia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka komentar dengan bahasa yang santun