Anak dilahirkan ke dunia ini dengan berbagai keunikan
tersendiri. Punya potensi terpendam yang berbeda antara satu anak dengan anak
lainnya. Sebagai orang tua tidak boleh memaksa kehendak untuk menjadikan anak
seperti kemauannya. Jika kehendak dipaksakan,
bakat dan kreativitas anak akan musnah dengan sendirinya.
Banyak orang terkenal di dunia bahkan sangat terbelakang dalam bidang ilmu. Tersebutlah Albert Eisten yang membuat dunia terkejut dengan teori relavitisnya, Leonardo Da Vinci pelukis terkenal menjadi orang susah payah dalam membaca menulis, dan juga ada yang mengatakan penemu listrik Thomas Alfa Edison juga susah payah dalam membaca dan menulis.
Seringkali orang tua berpandangan sempit. Kesuksesan anaknya
di lihat dari perolehan angka-angka tinggi dalam bidang matematika, fisika,
kimia atau ilmu pasti lainnya. Sedangkan anak yang kurang berbakat dibidang
sains di anggap tidak punya masa depan yang cerah. Jika pemahaman ini masih
bercokol dalam benak orang tua akan munculnya
generasi-generasi tidak berpotensi.
Anak tidak perlu dipaksakan harus menjadi sesuai dengan
keinginan orang tua. Kewajiban orang tua mengenalkan pendidikan dasar yang kuat
berupa ilmu agama, kemudian berikan perhatian dan kasih sayang. Biarkan anak
memilih jalannya sendiri, selama jalan tersebut tidak bertentangan dengan
aturan Allah. Ya is ok. No pbolem.
Penulis terkenang sebuah film India lama yang diperankan
oleh Amir Khan. Dalam film tersebut dikisahkan
tentang tiga orang idiot, yaitu Amir Khan dan kedua kawannya. Tingkah
polah mareka sangat konyol. Dua orang kawan Amir merupakan anak yang menjadi
korban melaksanakan keinginan orang tua mareka untuk menjadi insyiur. Sedangkan
mareka mempunyai cita-cita yang berbeda dengan keinginan orang tua. Karena di
anak takut kepada orang tuanya, maka dengan penuh tekanan batin dan sangat
terpaksa menjalani hidup untuk membahagiakan orang tuanya. Pada akhirnya keinginan
orang tua tidak tercapai, dengan berbagai persoalan yang timbul menghancurkan
impian orang tua.
Walaupun hanya sebuah cerita film, tetapi ini menjadi sebuah
renungan bagi kita orang tua atau seorang pendidik. Anak tidak boleh dipaksakan
untuk menjadi seperti kita. Harus selalu mendapatkan nilai tinggi dalam
pelajaran atau harus selalu mendapat rangkit agar mendapat pujian dari kita.
Banyak orang terkenal di dunia bahkan sangat terbelakang dalam bidang ilmu. Tersebutlah Albert Eisten yang membuat dunia terkejut dengan teori relavitisnya, Leonardo Da Vinci pelukis terkenal menjadi orang susah payah dalam membaca menulis, dan juga ada yang mengatakan penemu listrik Thomas Alfa Edison juga susah payah dalam membaca dan menulis.
Ini membuktikan bahwa ketika bakat dan kemampuan seseorang
dipupuk dan dikembangkan akan menjadi sesuatu yang sangat bernilai. Hidup ini
berwarna warna. Yakinlah bahwa tidak mungkin semua orang harus panai
dalam satu bidang yang sama. Tak mungkin dokter semua. Baru dikatakan dokter
jika ada pasien. Makanya ada teknisi, juru rawat, arsitek, teknorat, dai,
pengajar, peneliti, penulis, pengemis, peragwati, penjahit, juru foto dan lain
sebagainya. Setiap orang memiliki hal yang berbeda antara satu dengan
lainnya.
Sebagai orang tua, tentunya bisa melihat kearah mana anaknya
lebih condong menyukai. Jangan terus merecoki anaknya pada yang sesuatu menjadi
beban. Ketika anak melakukan sesuatu hal
yang baik, berikan apresiasi walaupun berbeda dengan keinginan kita sehingga si
anak akan senang dan bahagia dalam menjalani hidup.
Begitu juga halnya dengan seorang guru, jangan terlalu memaksa anak semuanya harus dalam
satu pelajaran. Kadang anak lebih cenderung kedunia seni atau olahraga. Beri
bimbingan dan arahan hingga menjadi yang terbaik. Cukup sudah generasi bangsa
menjadi korban keinginan orang untuk
membuat sebagaimana keinginannya. Saatnya seorang anak menjadi yang terbaik
dengan hati yang bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahka komentar dengan bahasa yang santun