Kamis, 21 Maret 2013

KEEGOISAN MANUSIA



Beberapa hari yang lalu melakukan perjalanan ka daerah perdalaman  Indrapuri, di sana terlihat hamparan gunung yang sudah  gundul. Kemana mana memandang terlihat pemandangan gunung sedikit sekali adanya pohon-pohon rindang.  Sepanjang jalan hanya kita temui rumput ilalang dan juga tumbuhan tumbuhan rendah milik masyarakat.
Hal yang sama juga terlihat juga ketika pulang ke Bireuen. Disana ikut menemani orang tua ke kebun di daerah pergunungan. Daerah tersebut juga terlihat sama gundulnya sepanjang mata melihat. Tidak ada lagi pohon pohon besar. Hanya terlihat pohon pinang, coklat, kelapa dan semak belukar yang tak seberapa.
Kalau anda pernah melakukan  perjalanan dari Banda Aceh ke Medan. Akan melewati seulawah atau lebih dikenal dengan Saree. Di sana akan terlihat pemandangan gunung yang sudah gundul. Tidak ada lagi pohon-pohon besar yang menjadi pelindung bumi ini. sekarang di Seulawah pohon pohon rindang sudah berganti dengan pohon pisang, papaya, tumbuhan ubi, cabe dan jenis tanaman umur pendek lainnya. Hutan lindung di daerah tersebut mungkin yang tersisa hanya di taman Pocut Meurah selebihnya semua telah di sulap oleh penduduk menjadi kebun dan tempat tinggal serta perkantoran.
Hutan lindung sebagai pencegah banjir, cuaca panas dan atmosfir alam yang normal sudah tidak lage. Hamper seluruh  kawasan daerah sudah berganti dengan kawasan penduduk dan menjadi kebun masyarakat.
Akibat dari ketiadaan hutan lindung, banyak fenomena alam yang tidak bersahabat sering terjadi. banjir, kekeringan, cuaca ekstrem, dan cuaca panas merupakan akibat akibat yang timbul dari hilangnya hutan lindung. Belum lagi terganggunya kehidupan alam liar dengan eksesnya mengganggu kehidupan masyarakat.
Seringkali kita mendengar ada sekawanan gajah mengamuk pemukiman penduduk, harimau yang memangsa masyarakat atau babi yang berkeliaran merusak tanaman warga. Kenapa hal tersebut bisa terjadi?  jawaban dari pertanyaan tersebut kita kembalikan kepada hati nurani masing-masing. Jika mau jujur sebenarnya binatang-binatang tersebut tidak akan menganggu manusia seandainya kita sebagai manusia tidak mengganggu mareka terlebih dahulu. Hutan tempat tinggal  dan mencari makan hewan hewan tersebut sudah
dihancurkan oleh tangan tangan jahil manusia. Tentunya tidak berlebihan ketika binatang tersebut turun kepemukiman penduduk untuk mencari makan.
Bahkan yang lebih miris lagi adalah melihat hewan-hewan tersebut jadi pengemis untuk mencukupi kebutuhan makan. Pemandangan seperti itu terlihat di Seulawah, puluhan ekor monyet turun ke jalan meminta belas kasih manusia untuk mengisi perut mareka. Monyet-monyet tersebut duduk berjejer disepanjang jalan menunggu mobil mobil lewat dan penumpangnya melemparkan makanan kepada mareka. Jika hutan masih seperti dulu, tentunya tidak sudi mareka turun kejalan. Tentunya lebih enak bergelantungan dari pohon ke pohon dalam hutan Allah.
Tangan – tangan jahil manusia telah menghancurkan alam dan menghancurkan makhluk Allah tak terkecuali manusia juga akan punah dengan keserakahan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Allah berfirman…telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum :41)
Peringatan Allah dalam Al-Qur’an sudah sangat jelas, tapi hari ini banyak diantara kita yang kurang ngeh terhadap peringatan Allah,hingga banyak kerusakan dan kehancuran  yang terjadi. Baru kemudian merasa menyesal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahka komentar dengan bahasa yang santun